Sabtu, 04 November 2017

Pengertian, fungsi, media , nilai - nilai pembentuk karakter dan Peranan Penting Pendidikan Karakter

Pengertian dan Peranan Penting Pendidikan Karakter



            Dewasa ini kita telah mengetahui banyak fakta mengenai pelanggaran moral, apa yang ada dipikiran anda?. Yah, pada zaman globaisasi ini banyak sekali pihak terutama anak didik yang selalu menomorduakan kebaikan moral, bahkan mengabaikan aturan moral yang ada.
Dalam memberikan pendidikan karakter tidak hanya di dapat dalam lembaga pendidikan saja akan tetapi dalam lingkungan sosial serta masyarakat Bahkan sekarang ini peserta pendidikan karakter bukan lagi anak usia dini hingga remaja, tetapi juga usia dewasa. Terang saja perlu untuk kelangsungan hidup Bangsa ini.
Bayangkan persaingan yang terjadi pada tahun yang akan datang ? jelas saya kalau kita tidak mempersiapkan diri dengan baik kita akan tertinggal jauh dengan bangsa lainnya. Tuntutan pada tahun yang akan datang merupakan tuntutan yang memang harus disiapkan dengan baik yaitu tentang kualitas sumber daya manusia yang berkualitas.
Karakter sendiri dapat diartikan sebagai ciri khas dari seseorang, gambaran dari orang tersebut. Karakter yang dimiliki oleh seseorang bisa memberikan gambaran kepada kita tentang kepribadian orang tersebut.
Tak terkecuali dengan karakter bangsa, karakter bangsa sendiri memilki artian yaitu keseluruhan sifat yang dimiliki oleh suatu bangsa yang sifat tersebut meliputi perilaku, kebiasaan, kesukaan, kemampuan, bakat, potensi, serta nilai-nilai yang ada.
Melalui pendidikan inilah karakter bangsa diharapkan mampu dikembangkan secara potensial dan memiliki kualitas karakter yang dapat dikatakan sebagai kualitas bangsa. Oleh sebab itu sebagai anak bangsa yang baik sudah sepatutnya kita semua memanfaatkan pendidikan dan mengamalkannya dengan sebaik-baiknya.
Segenap upaya harus dilakukan demi kelancaran sebuah pendidikan karakter yang menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Hal itu tentunya membutuhkan campur tangan pemerintahan yang harus ikut andil dan berperan aktif dalam hal tersebut.
Sebagai bukti bahwa pemerintah telah ikut berperan aktif, dibuktikan dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional yang berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional, pendidikan karakter dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Potensi pendidikan karakter berfungsi membentuk dan mengembangkan potensi manusia atau warga Negara Indonesia agar berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik sesuai dengan falsafah hidup Pancasila/

Faktor Pendidikan Karakter
Faktor lingkungan dalam konteks pendidikan karakter memiliki peran yang sangat peting karena perubahan perilaku peserta didik sebagai hasil dari proses pendidikan karakter sangat ditentunkan oleh faktor lingkungan ini. Dengan kata lain pembentukan dan rekayasa lingkungan yang mencakup diantaranya lingkungan fisik dan budaya sekolah, manajemen sekolah, kurikulum, pendidik, dan metode mengajar. Pembentukan karakter melalui rekasyasa faktor lingkungan dapat dilakukan melalui strategi :

1.      Keteladanan
2.      Intervensi
3.      Pembiasaan yang dilakukan secara Konsisten
4.      Penguatan.
Dengan kata lain perkembangan dan pembentukan karakter memerlukan pengembangan keteladanan yang ditularkan, intervensi melalui proses pembelajaran, pelatihan, pembiasaan terus-menerus dalam jangka panjang yang dilakukan secara konsisten dan penguatan serta harus dibarengi dengan nilai-nilai luhur.

Konsep Pendidikan Karakter Menurut Kihajar Dewantara

Proses pembelajaran yang bermuatan pendidikan karakter itu dapat kita implementasikan dari ajaran pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara melalui Trilogi Pendidikan yang diajarkannya, yaitu ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.
Arti dari semboyan Trilogi pendidikan ini adalah: tut wuri handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan), ing madya mangun karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide), dan ing ngarsa sung tulada (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik).
Sudah waktunya guru-guru meninggalkan metode lama mengajar yang hanya sekadar melaksanakan tuntutan tugas dan mengejar target kurikulum semata, sehingga tidak memiliki idealisme menjadi seorang pendidik. Tinggalkan mengajar tanpa dilandasi hakikat dari mengajar itu sendiri.
Guru dituntut untuk kembali seperti yang Ki Hajar Dewantara katakan yakni seorang yang ing ngarso sing tulodo, ing madyo mangun karso dan tut wuri handayani. Guru yang bukan hanya mengajar, tapi juga mendidik.
Aktualisasi ajaran Ki Hajar Dewantara di era globalisasi ini untuk membangun karakter bangsa, sudah sangat mendesak diterapkan. Kalau itu dilakukan, Indonesia akan bebas dari predikat negara terkorup, birokrasi terburuk, dan lainnya, yang kesemuanya itu disebabkan lemahnya sistem pendidikan yang berkarakter budaya Indonesia. Perlu langkah bersama untuk mewujudkannya, sehingga Indonesia berubah jadi bangsa berkarakter tinggi.


 Tujuan, Fungsi dan Media dalam Pendidikan Karakter & Nilai - Nilai Pembentuk Karakter

·Tujuan, Fungsi dan Media Pendidikan karakter

Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.

Pendidikan karakter berfungsi untuk:
1.      mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik
2.      memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur
3.      meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.

            Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga, satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha, dan media massa.

·                     Nilai-nilai Pembentuk Karakter
Satuan pendidikan sebenarnya selama ini sudah mengembangkan dan melaksanakan nilai-nilai pembentuk karakter melalui program operasional satuan pendidikan masing-masing. Hal ini merupakan prakondisi pendidikan karakter pada satuan pendidikan yang untuk selanjutnya pada saat ini diperkuat dengan 18 nilai hasil kajian empirik Pusat Kurikulum. Nilai prakondisi (the existing values) yang dimaksud antara lain takwa, bersih, rapih, nyaman, dan santun.
Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu:
1.           Jujur
2.          Toleransi
3.          Disiplin
4.          Kerja keras
5.          Kreatif
6.          Mandiri
7.          Demokratis
8.          Rasa Ingin Tahu
9.          Semangat Kebangsaan
10.      Cinta Tanah Air
11.      Menghargai Prestasi
12.     Bersahabat/Komunikatif
13.     Cinta Damai
14.     Gemar Membaca
15.    Peduli Lingkungan
16.    Peduli Sosial
17.    Tanggung Jawab
18.    religius   

            Meskipun telah terdapat 18 nilai pembentuk karakter bangsa, namun satuan pendidikan dapat menentukan prioritas pengembangannya dengan cara melanjutkan nilai prakondisi yang diperkuat dengan beberapa nilai yang diprioritaskan dari 18 nilai di atas. Dalam implementasinya jumlah dan jenis karakter yang dipilih tentu akan dapat berbeda antara satu daerah atau sekolah yang satu dengan yang lain. Hal itu tergantung pada kepentingan dan kondisi satuan pendidikan masing-masing. Di antara berbagai nilai yang dikembangkan, dalam pelaksanaannya dapat dimulai dari nilai yang esensial, sederhana, dan mudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah/wilayah, yakni bersih, rapih, nyaman, disiplin, sopan dan santun.

Sumber :
3. https://www.edunews.id/edunews/pendidikan/pendidikan-karakter-harus-ditopang-tiga-pilar/
4. https://lukipenjasorkes.wordpress.com/2012/10/31/pendidikan-karakter-menurut-ki-hajar-dewantara/





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WAWASAN DALAM SENI

[Enter Post Title Here] WAWASAN DALAM SENI 1.        PENGERTIAN SENI dalah segala sesuatu yang diciptakan manusia yang meng...